Rabu, 19 Maret 2014

Metodologi Penelitian

TUGAS AKHIR
Judul
Analisis QoS Dan Throughput Layanan VoIP Dan   Layanan Data Pada Jaringan WDS Star Dan Jaringan WDS Mesh.

Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan komunikasi nirkabel semakin berkembang pesat. Bukan berarti komunikasi wired ditinggalkan begitu saja, ada beberapa hal yang menjadikan komunikasi nirkabel lebih menjadi pilihan ketimbang wired. Bisa dari praktis dari segi instalasi, segi harga yang relatif murah atau juga karena fleksibilitas yang bisa diinstal di mana teknologi wired tidak dapat dilakukan. Salah satu teknologi komunikasi nirkabel adalah Wireless LAN. Wireless LAN merupakan teknologi yang memungkinkan melakukan komunikasi menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel.
Salah satu arsitektur WLAN adalah Basic Service Set (BSS), yaitu client dapat berkomunikasi dengan client lain dengan terhubung pada sebuah access point. Pada kenyataannya arsitektur ini memiliki kelemahan, semakin jauh jarak client dengan access point kualitas komunikasi akan berkurang. Ada juga arsitektur lain yang memiliki kemampuan lebih luas, yaitu Extended Service Set (ESS). Arsitektur ini memungkinkan beberapa BSS dapat overlap atau dapat berhubungan dengan arsitektur BSS lain dengan sebuah sistem distribusi. Arsitektur ESS ini bisa dirancang dengan mengoneksikan antar access point dengan kabel atau secara nirkabel. Wireless Distribution System (WDS) merupakan salah satu cara pendistribusian secara nirkabel. Dengan mendistribusikan access point utama menggunakan WDS maka jarak jangkauan access point akan bertambah. Sama seperti dengan topologi jaringan kabel, WDS juga bisa dirancang secara star dan mesh.
Dalam tulisan ini penulis memanfaatkan sistem WDS untuk layanan VoIP dan layanan data. Masalah yang muncul adalah ketika access point utama melakukan pendistribusian data ke access point WDS, throughput yang diterima client pada access point WDS tidak sama dengan throughput yang diterima langsung pada access point utama. Begitu juga dalam hal QoS-nya. Dari poin masalah tersebut penulis memilih judul tugas akhir “Analisis QoS dan Throughput Layanan VoIP dan Layanan Data pada Jaringan WDS STAR DAN Jaringan WDS MESH.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan bahwa:
1.    Bagaimanan merancang dan mengonfigurasi Jaringan WDS Star;
2.    Bagaimanan merancang dan mengonfigurasi Jaringan WDS Mesh;
3.    Bagaimana QoS dan throughput VoIP dan layanan data pada Jaringan WDS Mesh dan Jaringan WDS Star.

Tujuan
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui QoS dan throughput layanan VoIP dan layanan data yang didistribusikan oleh access point melalui jaringan WDS baik pada topologi mesh maupun star.

Pembatasan Masalah
      Adapun pembatasan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1.    Menggunakan tiga buah access point untuk merancang Jaringan WDS Mesh dan Jaringan WDS Star;
2.    Menggunakan server VoIP yang telah tersedia;
3.    Tidak membahas mendalam pada sistem VoIP;
4.    Analisis QoS dan throughput pada layanan VoIP dan layanan data pada Jaringan WDS Mesh dan Jaringan WDS Star.





Kamis, 06 Maret 2014

Masalah teknis yang dihadapi dalam pembuatan proposal tugas akhir

Dalam pembuatan proposal tugas akhir, seyogyanya disesuaikan dengan jenjang pendidikan apakah D3 atau D4. Perbedaan yang ketara adalah ada tidaknya analisis dalam pembuatan tugas akhir tersebut. Sebagaimana D3 hanya membuat proyek dengan tanpa menghiraukan adanya analisis, berbeda dengan tugas akhir bagi jenjang D4 analisis meerupakan suatu acuan yang pasti dalam membuat tugas akhir. Apakah suatu sistem ataupun rancang bangun itu memiliki suatu yang bisa menjadi bahan perbandingan, perumusan, solusi, atau hal lain yang bisa dijadikan suatu analisis perancangan tugas akhir tersebut.
Judul tugas akhir yang penulis buat adalah RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN KHITAN BERBASIS ANDROID DAN SMS GATEWAY. Masalah yang timbul dari perumusan proposal tersebut adalah dimana letak titik analisis dari sistem, analisis yang timbul adalah analisis non-teknis yang menjadi kelemahan dari sistem. Tidak ada variabel yang bisa dijadikan perbandingan atau pokok bahasan setelah terciptanya sistem dan pengujian yang akan dilakukan.
Jika-pun ada, analisis yang bisa diangkat seperti perbandingan antara kinerja pendafataran sebelum ada sistem dan setelah ada sistem. Parameter seperti keakuratan, keefektifan hanya menjadi parameter uji saja.


Minggu, 12 Mei 2013

SSL

Akses internet yang kita lakukan seperti browsing, streaming, dan menggunakan social media bisa ditampilkan dengan menggunakan protokol http. Namun protokol ini juga memiliki kelemahan, yaitu data login untuk menginputkan username dan password  terpampang jelas ketika kita melakukan aktivitas monitoring jaringan, sehingga menjadikan protokol http ini dirasa kurang menjamin keamanan bagi user.
Untuk itu dikembangkanlah protokol baru dengan mengkombinasikan protokol http dan SSL/TLS. HTTPS menyediakan komunikasi terenkripsi antara web server dan client.
SSL merupakan salah satu metode enkripsi dalam komunikasi data yang dibuat oleh Netscape Communication Corporation. Sebagaimana yang dijelaskan dalam SSL Protocol Internet Draft (The SSL Protocol, Version 3.0 oleh ALAN O. FREIER dan PAUL C. KOCHER
SSL adalah Protokol berlapis. Dalam tiap lapisannya, sebuah data terdiri dari panjang, deskripsi dan isi. SSL mengambil data untuk dikirimkan, dipecahkan kedalam blok-blok yang teratur, kemudian dikompres jika perlu, menerapkan MAC, dienkripsi, dan hasilnya dikirimkan. Di tempat tujuan, data didekripsi, verifikasi, dekompres, dan disusun kembali. Hasilnya dikirimkan ke klien di atasnya.

Cara kerja SSLdapat kita lihat dengan tahapan-tahapan :
1. Client membentuk koneksi awal ke server dan meminta koneksi SSL.
2. Bila server yang dihubungi telah dikonfigurasi dengan benar, server ini akan mengirimkan client public key miliknya.
3. Client membandingkan seritifikat dari server ke basis data trusted authorities. Bila sertifikat ini terdaftar di situ, artinya client mempercayai server itu dan akan maju ke langkah 4. Bila sertifikat itu terdaftar makan pemakai harus menambahkan sertifikat ini ke trusted database sebelum maju ke langkah 4.
4. Client menggunakan public key yang didapatnya untuk meng-enkripsi dan mengirimkan session key ke server. Bila server meminta sertifikat client di langkah 2 maka client harus mengirimnya waktu itu juga.
5. Bila server di setup untuk menerima seritifikat maka server akan membandingkan sertifikat yang diterimanya dengan basis data trusted authorities dan akan menerima atau menolak koneksi yang diminta. Bila kondisi ditolak suatu pesan kegagalan akan dikirimkan ke client

sumber : http://iskandar-zulkarnaen1.tripod.com/ssh/pdf