Kamis, 19 Juni 2014

Metodologi Pengembangan Sistem

Dalam metodologi penelitian, berisi tentang metode-metode yang digunakan untuk menyusun suatu kerangka penelitian. Seperti yang kita ketahui ada metode kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan jenis penelitian yang dibuat. Metode pengembangan sistem adalah kerangka yang digunakan untuk menstruktur, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi. Banyak ragam kerangka kerja yang telah dikembangkan selama ini, yang masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
Suatu metodologi pengembangan sistem tidak harus digunakan untuk semua jenis sistem, karena adanya parameter-parameter yang perlu ditimbangkan dalam menggunakan suatu metode pengembangan sistem, bisa karena pertimbangan teknis, organisasi, proyek, serta tim. Landasan yang menopang rekayasa perangkat lunak teridiri dari (Rogers S. Pressman, 2002: 28):

Metodologi pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau paradigma rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, dan perangkat (tools). Metode-metode rekayasa perangkat lunak, memberikan teknik untuk membangun perangkat lunak. Berkaitan dengan serangkaian tugas yang luas yang menyangkut analisis kebutuhan, konstruksi program, desain, pengujian, dan pemeliharaan (Rogers S. Pressman:2002). Beberapa contoh metodologi pengembangan sistem yang sering digunakan antara lain, waterfall, prototyping, incremental, spiral, dan metode pengembangan lainnya. Dari metode yang digunakan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satunya akan dibahas tentang metode pengembangan sistem waterfall.

1. Waterfall
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalh pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutuan atau secara linier. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3, dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ketiga akan bisa dilakukan jika tahap pertama dan kedua sudah dilakukan.

Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: 

1.1 Analisis
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan mengahasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembentukan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemprograman.

1.2 Desain
Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment. Dokumen inilah yang akan digunakan programer untuk melaukan aktivitas pembuatan sistemnya.

1.3 Coding dan Testing
Coding merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programer yang akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

1.4 Penerapan
Tahapan ini bisa dikatan final dalam pembuatan sebuah sistem. SEtelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang suda jadi akan digunakan oleh user.

1.5 Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

Keuntungan Metode Waterfall
  • Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik, karena proses pengerjaannya yang bertahap sehigga tidak terfokus pada tahapan lain.
  • Dokumen pengembagan sistem menjadi terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.
Kelemahan Metode Waterfall
  • Diperlukan manajemen yang baik
  • Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.

Metode pengembangan sistem yang lain insya Allah akan dijelaskan pada postingan selanjutnya...

Daftar Pustaka:
http://nurichsan.blog.unsoed.ac.id/2010/11/19/metode-pengembangan-waterfall-prototyping/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar